Jumat, 26 Desember 2008

William Sidis: Si Orang Terpintar


Jika orang normal memiliki IQ 90-110, Albert Eistein sebagai prototype jenius memiliki IQ 160, Sidis memiliki IQ yang ‘out of scale’. Diperkirakan IQ-nya berkisar 250-300. Menurut ibunya, Sidis mulai berbicara pada usia 4 bulan dan membaca Koran pada usia 18 bulan. Pada usia 8 tahun ia mengajari dirinya sendiri bahasa Latin, Yunani,, Rusia, Prancis, Jerman, Ibrani, Armenia dan Turki. Ia akhirnya dapat menguasai 40 bahasa dan kabarnya ia bisa belajar bahasa dalam satu hari. Pada usia tiga tahun sudah bisa mengetik, menulis empat buku diantara usia empat dan delapan tahun, dua diantaranya mengenai antomi dan astronomy. Ia menyelesaikan SD dalam 7 bulan, Sekolah Menengah 6 minggu dan lulus Kedokteran Harvard dan MIT pada waktu berusia 11 tahun. Semuanya dengan Cumlaude.

Dia juga kuliah di Fakultas Hukum Harvard. Sayangnya William Sidis meninggal pada usia 46 tahun karena stroke dan sejarah hampir tidak mencatat apa-apa tentang dia.
Ia tidak punya peninggalan seperti jenius lainnya. Ia tidak memiliki apa-apa yang bisa disumbangkan bagi peradaban manusia padahal ia lahir di abad ke 20. Hidup dan potensinya sia-sia karena tidak ada keinginan untuk menyumbangkan sesuatu bagi kepentingan dunia.Kepandaian tidak menentukan kontribusi dan pengaruh yang kita berikan bagi sesama. Dampak bagi umat manusia hanya datang dari keinginan atau desire untuk melakukan dan mengembangkan dan potensi yang kita miliki. Itulah yang menentukan tingginya puncak hidup seseorang.Kebanyakan kita tidak dilahirkan sebagai orang jenius, namun kita adalah makhluk yang diciptakan sesuai dengan image Tuhan. Kepada kita telah diberikan kemampuan yang unik oleh Sang Pencipta. Tujuan Tuhan agar manusia bisa menjadi abdi Nya. Jangan sia-siakan potensi yang Tuhan sudah investasikan dalam hidup kita. Temukan dan kembangkan.